Angin berhembus di jendela kamarku
Tak pernah lelah ku isi malam-malamku dengan berkhayal tentangmu
Berkhayal tentang tawamu
Berkhayal tentang gurat nadi yang tercetak di wajahmu ketika kau marah
Berkhayal tentang wajah sedihmu dengan bibir yang terlipat kebawah
Ku isi malam-ku dengan mengingat suaramu
Mengingat deru suaramu seperti suara malaikat kecil
Kita berjalan berdua seakan tak ada orang lain di dunia ini
Kita adalah sepasang raja dan ratu di negeri dongeng
Menurut hiasan malam yang terpajang di museum
Hanya lukisan wajahmulah yang tercetak jelas di pikiranku
Tak terasa dingin malam menusuk rongga dadaku
Ku terus berkhayal dan menunggu datangnya kehadiranmu
Namun hingga musim kemarau datang
Dan angin tak bertiup lagi di jendela kamarku
Kau tetap tak kunjung datang
Kau selalu berjanji akan datang dengan wajah yang indah itu
Dengan senyum yang mengembang itu
Namun terlihat sia-sia dan putus asa
Karena akulah lukisan malam-mu
Dan aku selalu setia walaupun kau telah bersama angin lain
Yang mungkin bahkan lebih indah daripada lukisan berwarna tentang kenangan kita berdua
Aku tak pernah marah kepadamu
Kepada wajah lembutmu yang indah untuk di sentuh
Aku hanya berharap kau mengingatnya
Bahwa kau dan aku pernah menggoreskan lukisan kenangan kita yang sulit untuk aku hapus
Karena bila aku hapus kenangan itu
Aku akan melupakanmu untuk selamanya
Terima kasih untuk setiap tinta yang kau goreskan di wajahku
Di dalam hidupku
Kau telah menjadi bagian dari hidupku
Kau pernah masuk di dalam diriku
Ingatlah bila kau ingat malam yang penuh bintang itu dengan angin malam yang menyertainya
Karena akulah lukisan malam-mu
Ditulis Oleh : Sari Marasdika
Kunjungi blog saya : http://cewekgrunge.blogspot.com
Ditulis Oleh : Sari Marasdika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar